Pengembangan Game-Based Assessment (GBA) untuk Seleksi Karyawan

Peneliti:

Prof. Corrina Deborah Silalahi, M.Com, Ph.D., Psikolog

Salah satu aspek penting yang menjadi penentu keberhasilan organisasi dalam memenangkan persaingan bisnis adalah kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya (Hitka et al., 2019). Pemerolehan sumber daya manusia yang relevan dengan kebutuhan organisasi tersebut dapat dilakukan melalui proses seleksi karyawan yang baik (Campion et al., 2019).

Oleh karena itu, banyaknya perubahan yang terjadi, diperlukan alat ukur baru yang mampu memotret kompetensi terkini karyawan yang dibutuhkan oleh organisasi. Kebanyakan alat ukur psikologis yang digunakan untuk seleksi karyawan masih bersifat konvensional dengan menjawab pertanyaan tertentu yang diberikan atau memberikan rating terhadap suatu pernyataan. Alat ukur konvensional tersebut memiliki kelemahan, seperti tingginya social desirability. Terobosan baru yang saat ini berkembang adalah penggunaan Game-based Assessment (GBA) untuk melakukan seleksi karyawan. GBA memiliki keunggulan, terutama untuk mengurangi jawaban faking dari pelamar yang membuat skor yang diperolehnya tidak mencerminkan skor yang sebenarnya. Di samping itu, juga memberikan pengalaman seleksi yang atraktif bagi pelamar (Landers & Sanchez, 2022).

Sayangnya, penggunaan GBA di Indonesia untuk asesmen pada seleksi karyawan masih sangat terbatas. Melihat peluang tersebut, tim peneliti bersama dengan BDO Indonesia bekerja sama untuk mengembangkan GBA yang dapat menjadi alat asesmen untuk mengukur keterampilan penting yang saat ini dibutuhkan oleh perusahaan, yaitu curiosity, Uncertainty and Ambiguity Tolerance (UAT), accountability, Proactive Work Behavior (PWB) dan Mental Toughness. Proses pengembangan GBA ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah, karena selain diperlukan keterampilan untuk pembuatan game, juga dibutuhkan keahlian dalam bidang psikometri untuk menguji ketepatan GBA sesuai standar agar valid untuk digunakan. Saat ini, pengembangan GBA tersebut telah menghasilkan prototipe yang memerlukan pengujian dan validasi secara berulang dengan sampel besar dalam skala nasional dan internasional. Karenanya, dukungan dari program ini akan sangat diperlukan untuk merealisasikan proses validasi tersebut. Apabila GBA ini nantinya berhasil tervalidasi sebagai alat ukur yang valid dan reliabel, maka akan menjadi alat ukur yang dapat digunakan secara komersil di pasar nasional maupun internasional.