Pada tanggal 17 hingga 21 Desember 2024, PMU PRIME STeP mengadakan evaluasi pelaksanaan program Inkubasi dan Akselerasi Startup di empat Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Evaluasi ini bertujuan untuk meninjau perkembangan usaha startup binaan inkubator di Science Techno Park (STP), mengidentifikasi kendala yang dihadapi, serta memberikan masukan strategis untuk memperkuat model bisnis dan mendorong pengembangan usaha ke depan.
Selama masa evaluasi program Inkubasi dan Akselerasi Startup PRIME STeP, berbagai hambatan utama dalam pengembangan bisnis startup teridentifikasi. Masalah-masalah ini beragam, mulai dari kendala teknis hingga kelemahan dalam strategi bisnis.
Tim evaluator memberikan masukan penting, menekankan perlunya startup untuk lebih fokus pada efisiensi operasional, memperkuat model bisnis yang sesuai dengan pasar, serta menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang jelas. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu startup mengatasi tantangan yang ada dan menciptakan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Berikut adalah beberapa masalah umum yang ditemui selama evaluasi:
- Model Bisnis yang Kurang Matang
Banyak startup belum memiliki kerangka kerja bisnis yang jelas, termasuk analisis pasar yang ingin disasar, strategi pendapatan yang tidak stabil, dan proyeksi finansial jangka panjang. Akibatnya, mereka kesulitan menentukan prioritas dalam pengembangan usaha dan menghadapi risiko kegagalan dalam operasional. Model bisnis yang tidak matang juga menyulitkan startup dalam menarik investor atau mitra strategis. - Pengurusan Perizinan yang Lambat
Legalitas menjadi kendala besar bagi startup yang ingin memperluas pasar. Proses pengurusan izin edar produk, seperti sertifikasi PIRT, halal, atau pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) untuk aplikasi, sering kali memakan waktu lama. Hal ini membuat beberapa startup kehilangan momentum untuk memiliki nilai lebih dibanding kompetitor atau menarik kepercayaan konsumen dan mitra bisnis. - Persentase Cost of Goods Sold (COGS) yang Terlalu Tinggi
Biaya produksi yang tinggi menjadi masalah utama bagi sebagian besar startup. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya efisiensi operasional, penggunaan bahan baku yang mahal, atau proses produksi yang belum optimal. Dengan margin keuntungan yang tipis, startup sulit untuk mengalokasikan dana ke pengembangan produk, pemasaran, atau ekspansi usaha. - Diversifikasi Produk yang Berlebihan
Beberapa startup mencoba menawarkan terlalu banyak produk dalam waktu singkat tanpa fokus pada produk utama. Diversifikasi yang berlebihan mengakibatkan sumber daya, baik finansial maupun tenaga kerja, terbagi-bagi sehingga bisnis sulit berjalan dengan maksimal. Hal ini juga membuat startup kesulitan dalam membangun identitas merek yang kuat di pasar. - Tidak Memiliki Target Perkembangan Bisnis yang Jelas
Tanpa target yang terukur, startup tidak dapat memetakan arah pengembangan usaha atau mengevaluasi keberhasilan mereka. Hal ini menciptakan ketidakjelasan dalam perencanaan strategis, seperti kapan harus meningkatkan produksi, memperluas pasar, mengembangkan produk baru, dan bagaimana rencana untuk mencapai target tersebut. Selain itu, ketidakjelasan ini membuat tim internal kurang termotivasi untuk mencapai hasil yang signifikan.
Dengan evaluasi ini, PMU PRIME STeP melalui evaluator berharap dapat memberikan solusi yang komprehensif untuk setiap kendala yang dihadapi, sehingga startup binaan mampu tumbuh lebih kuat dan kompetitif. Program ini tidak hanya menyoroti tantangan, tetapi juga memberikan arah strategis untuk mendukung ekosistem inovasi dan mendorong pertumbuhan bisnis startup berbasis teknologi di Indonesia.